fbpx
Waspadai Penyebaran Kanker Payudara ke Bagian Tubuh Lain

Waspadai Penyebaran Kanker Payudara ke Bagian Tubuh Lain

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia dan dapat memiliki dampak yang serius jika tidak dideteksi dan diobati dengan cepat. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan secara khusus adalah potensi penyebaran kanker payudara ke bagian tubuh lain. Proses ini dikenal sebagai metastasis dan dapat memengaruhi prognosis serta perawatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara.

Metastasis: Penyebaran Kanker Payudara

Metastasis adalah proses di mana sel kanker menyebar dari lokasi asalnya, payudara, ke bagian tubuh lain. Dalam kanker payudara, sel kanker dapat menyebar melalui aliran darah, sistem limfatik, atau langsung menginvasi jaringan di sekitarnya seperti tulang, paru-paru, hati, atau otak. Proses metastasis ini dapat terjadi pada berbagai tahap perkembangan kanker payudara.

Berikut adalah potensi penyebaran kanker payudara pada organ tubuh lain yang perlu diwaspadai:

  1. Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening yang terletak di bawah lengan, di dalam daerah payudara, dan dekat tulang selangka seringkali menjadi tempat pertama penyebaran kanker payudara. Proses penyebaran ini dapat dimulai pada stadium IB kanker payudara. Pada tahap ini, beberapa sel kanker, meskipun dalam jumlah kecil, mungkin sudah menyebar ke dalam kelenjar getah bening. Gejala yang dapat muncul termasuk keberadaan benjolan di daerah ketiak atau tulang selangka.

  1. Tulang

Tulang adalah salah satu bagian tubuh yang sering menjadi sasaran penyebaran kanker payudara. Sel-sel kanker yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tulang tanpa adanya pembentukan tulang baru. Akibatnya, tulang menjadi rentan dan cenderung melemah, meningkatkan risiko patah tulang. Gejala penyebaran kanker payudara ke tulang dapat mencakup rasa nyeri pada tulang, kelemahan tulang yang membuatnya mudah patah, bahkan hingga kelumpuhan.

  1. Paru-paru

Secara umum, sel kanker yang menyebar ke paru-paru seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Deteksi penyebaran kanker ke paru-paru biasanya terjadi melalui pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mengatasi kanker payudara. Meskipun demikian, ada beberapa keluhan kesehatan yang mungkin muncul ketika sel kanker menyebar ke paru-paru, termasuk rasa tidak nyaman di area paru-paru, kesulitan bernapas, batuk yang tidak mereda, mengi, dan bahkan batuk berdarah.

Kadang-kadang, gejala ini dapat sulit dibedakan dari penyakit flu. Namun, disarankan untuk segera menjalani pemeriksaan medis jika gejala yang dialami tidak membaik dalam rentang waktu 1-2 minggu ke depan.

  1. Hati

Penyebaran kanker payudara ke hati dapat menimbulkan gejala seperti rasa sakit di bagian perut yang tak kunjung hilang. Kamu juga akan merasa kembung dan kenyang, sehingga bisa menurunkan nafsu makan dan berat badan. Gejala lainnya adalah urine berwarna gelap, kulit kuning (penyakit kuning), demam, serta mual dan muntah.

  1. Otak

Kanker payudara stadium lanjut atau stadium IV dapat menyebar ke otak pada sekitar 10-15% wanita. Risiko ini lebih tinggi pada wanita dengan subtipe kanker payudara yang lebih agresif, seperti kanker payudara HER2-positif atau triple-negatif. Gejala penyebaran sel kanker ke otak dapat berupa sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang-kejang, kelelahan yang ekstrem, hingga adanya gumpalan darah pada otak.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Mengingat risiko penyebaran kanker payudara, langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini menjadi krusial. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan rutin oleh tenaga medis, dan mamografi adalah metode penting untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi pada payudara. Semakin awal terdeteksi, semakin tinggi peluang untuk perawatan yang efektif dan pemulihan yang lebih baik.

Menyadari betapa pentingnya deteksi dini dan pemilihan perawatan yang tepat, kampanye edukasi dan penyediaan informasi yang mudah diakses sangat diperlukan. Langkah ini dapat membantu mengurangi stigma dan kekhawatiran yang biasanya terkait dengan penyakit ini. Dengan pendidikan yang memadai, masyarakat dapat memahami signifikansi pemeriksaan berkala dan cara mendukung individu yang menghadapi kondisi penyakit ini.

Jangan ragu menghubungi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya untuk melakukan pemeriksaan rutin sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Sebagai rumah sakit onkologi yang tergabung dalam jaringan Integrated Oncology Centres (IOC) Asia, AHCC menghadirkan layanan Breast Center yang terintegrasi mulai dari skrining/pemeriksaan, penegakan diagnosa, terapi/pengobatan hingga layanan pasca terapi sesuai standar internasional yang diberlakukan ke seluruh anggota IOC. Didukung oleh dokter spesialis onkologi dan tenaga medis ahli serta berpengalaman, AHCC siap memberikan layanan dengan lebih aman dan nyaman dalam satu pintu. Hubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id untuk informasi selengkapnya

7 Gejala Kanker Payudara pada Laki-laki

7 Gejala Kanker Payudara pada Laki-laki

Kanker payudara sering dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang perempuan. Namun, kenyataannya, meskipun jarang, kanker payudara dapat terjadi pada laki-laki. Menurut American Cancer Society, sekitar 1 dari 800 laki-laki akan didiagnosis kanker payudara pada tahun 2023.

Kanker payudara pada pria biasanya berkembang pada jaringan payudara di sekitar puting susu. Gejalanya dapat mirip dengan gejala kanker payudara pada wanita, tetapi ada beberapa perbedaan. Mengetahui gejala-gejalanya adalah langkah penting dalam mendeteksi dan mengatasi kondisi ini.

Berikut adalah 7 gejala kanker payudara pada laki-laki yang perlu diwaspadai:

  1. Pembengkakan atau Benjolan pada Payudara

Pembengkakan atau benjolan pada payudara merupakan gejala pertama yang mungkin terjadi. Laki-laki yang mengalami kanker payudara dapat merasakan adanya benjolan yang tidak nyaman ketika disentuh.

  1. Nyeri atau Ketidaknyamanan pada Payudara

Nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara juga bisa menjadi tanda kanker payudara pada laki-laki. Perubahan sensitivitas atau rasa sakit yang persisten perlu diperhatikan dan segera dikonsultasikan dengan dokter.

  1. Perubahan Bentuk atau Ukuran Puting Payudara

Perubahan bentuk atau ukuran puting payudara dapat menjadi indikator adanya masalah kesehatan, termasuk kanker payudara. Laki-laki perlu waspada terhadap perubahan ini dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan.

  1. Keluar Cairan dari Puting Tanpa Alasan yang Jelas

Jika laki-laki mengalami keluarnya cairan dari puting tanpa alasan yang jelas, seperti tekanan atau stimulasi, hal ini dapat menjadi tanda kanker payudara. Konsultasikan dengan ahli kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.

  1. Perubahan Kulit di Sekitar Area Payudara

Perubahan warna atau tekstur kulit di sekitar area payudara juga dapat menjadi gejala kanker payudara pada laki-laki. Kulit yang kemerahan, bersisik, atau mengalami penebalan perlu diperhatikan.

  1. Pembesaran Kelenjar Getah Bening di Ketiak

Kelenjar getah bening yang membengkak di ketiak bisa menjadi indikator bahwa kanker payudara telah menyebar. Konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa adanya benjolan di area ini.

  1. Kelelahan yang Berlebihan dan Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab yang Jelas

Kelelahan yang berlebihan dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dapat menjadi gejala umum kanker, termasuk kanker payudara pada laki-laki. Jika Anda mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter.

Breast Center AHCC: Dukungan Khusus untuk Penderita Kanker Payudara

Dalam menghadapi kanker payudara, baik pada perempuan maupun laki-laki, penting untuk mendapatkan dukungan medis dan psikologis yang memadai. Breast Center di Adi Husada Cancer Center (AHCC) hadir sebagai solusi terintegrasi yang menyediakan layanan dengan standar internasional dalam penanganan kanker payudara.

Breast Center memberikan layanan komprehensif yang dapat dapat diakses lebih mudah dalam satu atap, diantaranya:

  • Konsultasi dengan dokter spesialis onkologi
  • Skrining yang meliputi mammogram, USG payudara, MRI payudara dan biopsi.
  • Diagnostik untuk memastikan adanya kanker payudara dengan beberapa layanan yaitu USG, MRI, biopsi dan bedah biopsi.
  • Perawatan kanker payudara sesuai dengan stadium dan tingkat keparahannya, diantaranya operasi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi tertarget dan imunoterapi.
  • Post care yang didukung oleh Can-Care Asia yang membantu dan mendampingi dalam menyiapkan segala kebutuhan pasca perawatan hingga layanan pendampingan psikolog selama perawatan.

Selain itu, Breast Center memberikan layanan efisien untuk kemoterapi dan radioterapi yang bisa dilakukan sekaligus dalam 1 hari. Sehingga, pasien tidak perlu menunggu lama atau menghadapi antrean yang panjang.

Demi kenyamanan pasien, Breast Center AHCC juga dilengkapi ruang kemoterapi VIP  dengan berbagai fasilitas yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pasien dan keluarga.

Bekerjasama dengan jaringan Integrated Onology Centre (IOC) Asia di 6 Negara, AHCC akan terus meningkatkan standar pelayanan dan fasilitas pengobatan kanker ke arah yang lebih baik. Memberikan pengalaman pengobatan layaknya di luar negeri yang lebih mudah dijangkau.

Jika membutuhkan informasi terkait layanan perawatan kanker dari AHCC, Anda dapat menghubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau melalui email ke info@ahcc.co.id.

Benarkah Sering Nyeri Saat Haid Gejala Kanker Serviks?

Benarkah Sering Nyeri Saat Haid Gejala Kanker Serviks?

Kesehatan reproduksi perempuan adalah aspek yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus. Salah satu kondisi yang sering menjadi perbincangan adalah nyeri saat haid dapat menjadi gejala kanker serviks. Apakah benar? Artikel ini akan membahas keterkaitan antara nyeri haid dan kanker serviks serta memberikan informasi yang akurat dan terkini.

Nyeri Saat Haid: Normal atau Patologis?

Sebagian besar perempuan mengalami nyeri saat haid, yang dikenal sebagai dismenore. Ini adalah kondisi yang umum dan biasanya tidak terkait dengan masalah kesehatan yang serius. Nyeri haid umumnya disebabkan oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan lapisan rahim yang tidak dibutuhkan dan biasanya terjadi di area perut bawah, pinggang, atau punggung bawah. Nyeri ini bisa terasa ringan hingga berat, dan bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Jika sangat parah atau disertai dengan gejala lain, seperti pendarahan yang abnormal atau nyeri panggul yang berkelanjutan, itu bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Salah satu kondisi yang mungkin terkait adalah endometriosis, belum tentu kanker serviks.

Kanker Serviks dan Gejalanya

Kanker serviks, yang biasanya disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV), dapat menunjukkan gejala tertentu. Gejala kanker serviks mungkin melibatkan pendarahan setelah hubungan intim, pendarahan di antara periode menstruasi, atau pendarahan setelah menopause. Nyeri panggul atau nyeri punggung yang tidak normal juga dapat menjadi tanda.

Dengan demikian, nyeri saat haid mungkin membuat seseorang lebih sadar akan tubuhnya, namun itu bukan gejala langsung dari kanker serviks. Penting untuk memahami perbedaan antara nyeri yang normal dan nyeri yang bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.

Pentingnya Deteksi Dini

Meskipun nyeri saat haid bukan gejala kanker serviks, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan dalam tubuh. Deteksi dini kanker serviks dapat meningkatkan prognosis dan peluang penyembuhan. Pemeriksaan rutin Pap smear dan tes HPV adalah langkah-langkah yang efektif dalam deteksi dini dan pencegahan kanker serviks.

Sebagai pusat penanganan kanker terintegrasi dengan standar internasional, AHCC akan memastikan Anda mendapatkan layanan seputar kanker mulai dari skrining, diagnosa, konsultasi, pengobatan, hingga perawatan pasca operasi dengan lebih nyaman tanpa harus repot keluar dari area rumah sakit. Hubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id untuk informasi selengkapnya.

5 Tips Atasi Rambut Rontok Akibat Kemoterapi

5 Tips Atasi Rambut Rontok Akibat Kemoterapi

Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang paling umum digunakan. Namun, kemoterapi juga dapat menyebabkan berbagai efek samping, rambut rontok adalah salah satunya. Rambut rontok akibat kemoterapi dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh, termasuk rambut di kepala, bulu mata, alis, bulu ketiak, rambut di kemaluan, dan rambut di sekujur tubuh lainnya.

Rambut rontok setelah menjalani kemoterapi bisa menjadi pengalaman yang sulit dan emosional, namun ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi rambut rontok akibat kemoterapi. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 tips yang dapat membantu Anda menghadapi masalah ini dengan lebih baik.

  1. Konsultasikan dengan Tim Medis Anda

Langkah pertama yang harus Anda ambil adalah berbicara dengan tim medis yang merawat Anda. Mereka akan memberikan informasi yang akurat dan berguna tentang kemungkinan rambut rontok dan waktu kapan hal ini mungkin terjadi. Mereka juga dapat memberikan saran tentang perawatan dan dukungan yang sesuai.

  1. Gunakan Topi atau Scarf

Ketika rambut mulai rontok, mengenakan topi atau scarf dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dan percaya diri. Pilihlah bahan yang lembut dan nyaman untuk kulit kepala Anda. Topi dan scarf juga melindungi kulit kepala dari sinar matahari langsung, yang menjadi lebih sensitif selama kemoterapi.

  1. Gunakan Wig atau Hairpiece

Jika Anda merasa lebih nyaman dengan penampilan rambut, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan wig atau hairpiece. Ada banyak pilihan yang tersedia, mulai dari wig sintetis hingga wig yang terbuat dari rambut manusia asli. Pastikan untuk memilih wig yang sesuai dengan gaya dan warna rambut Anda.

  1. Jaga Kebersihan dan Kesehatan Kulit Kepala

Selama rambut rontok, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit kepala. Gunakan sampo yang lembut dan hindari menggosok kulit kepala terlalu keras. Pastikan juga untuk membilas rambut dengan lembut dan pat kering dengan handuk daripada menggosoknya. Kulit kepala yang sehat akan membantu pertumbuhan rambut baru ketika kemoterapi selesai.

  1. Pentingkan Gaya Hidup Sehat

Makan makanan sehat, berolahraga, dan tidur cukup adalah komponen penting dari menjalani kemoterapi. Gaya hidup sehat dapat membantu tubuh Anda mengatasi efek samping kemoterapi, termasuk rambut rontok. Selain itu, pastikan untuk menghindari penggunaan produk perawatan rambut yang keras atau berbahaya selama periode kemoterapi.

Ketika menghadapi rambut rontok akibat kemoterapi, penting untuk ingat bahwa ini adalah bagian dari proses penyembuhan. Rambut kemungkinan akan tumbuh kembali setelah kemoterapi selesai. Selama perawatan, jaga kepercayaan diri dan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Terbukalah dengan perasaan dan jangan ragu untuk mencari dukungan psikologis jika diperlukan.

Adi Husada Cancer Center, sebagai pusat penanganan kanker terintegrasi dengan standar internasional, siap memberikan layanan dan dukungan penuh bagi pasien dan keluarga dalam menghadapi tantangan kanker. Hubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id untuk informasi selengkapnya.

5 Tahap Stadium Kanker Payudara dan Pengobatannya

5 Tahap Stadium Kanker Payudara dan Pengobatannya

Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara dan dapat menyebar ke jaringan-jaringan sekitarnya. Prognosis dan pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada tahapnya ketika didiagnosis. Breast Center Adi Husada Cancer Center (AHCC) adalah salah satu fasilitas medis yang menyediakan layanan terbaik dari skrining, diagnosis, hingga pengobatan untuk para pasien dengan kanker payudara.

Sama seperti kanker lainnya, seberapa parah kanker payudara ditentukan berdasarkan stadiumnya. Stadium kanker payudara ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk ukuran tumor, apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, dan apakah kanker telah menyebar ke organ tubuh lain. Mengetahui tahap stadium kanker payudara adalah langkah penting dalam menentukan sejauh mana penyakit ini telah berkembang dan bagaimana rencana pengobatannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap tahap kanker payudara dan metode pengobatannya.

Stadium Kanker Payudara TNM

Menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC), tahap kanker payudara dikelompokkan menggunakan sistem “TNM” yang merupakan singkatan dari:

  • T (Tumour) — menunjukkan ukuran tumor dan apakah sudah tumbuh dan menyebar ke jaringan terdekat.
  • N (Node/kelanjar getah bening) — menunjukkan sel kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening.
  • M (Metastasis) — menunjukkan metastasis atau penyebaran sel kanker ke organ lain di luar payudara, seperti paru-paru.

Setiap huruf di atas akan diiringi dengan nomor, yang menjelaskan seberapa jauh kanker payudara telah berkembang, seperti T0, T, T2, N0, N1, M0, M1, dan seterusnya. Angka 0 berarti menunjukkan tidak ada atau belum menyebar. Adapun semakin tinggi angkanya, maka semakin besar atau parah perkembangannya.

Berdasarkan sistem TNM, kanker payudara dibagi menjadi 5 stadium.

Stadium 0: Kanker Ductal In Situ (DCIS)

Stadium awal kanker payudara ini juga dikenal sebagai kanker payudara dalam situ (DCIS). Pada tahap ini, sel-sel kanker hanya terbatas pada lapisan dalam dinding saluran susu. Sel kanker atau sel abnormal nonkanker belum berkembang serta belum menyebar ke jaringan sehat di dekatnya dan ke luar payudara.

Pengobatan untuk DCIS biasanya melibatkan pembedahan, seperti lumpektomi, untuk mengangkat jaringan yang terpengaruh. Radioterapi juga bisa menjadi pilihan untuk membantu mencegah kembalinya sel-sel kanker.

Stadium 1: Kanker Payudara Invasif

Stadium 1 adalah tahap ketika sel-sel kanker telah menyebar ke jaringan sekitarnya, tetapi ukurannya masih relatif kecil.

  • Tahap 1A: Tumor sangat kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
  • Tahap 1B: Kanker berukuran antara 0,2 mm hingga 2 mm dan terdeteksi di kelenjar getah bening (ukuran tumor payudara tidak dapat dikenali atau lebih kecil dari 20 mm).

Pengobatan pada tahap ini melibatkan pembedahan, seperti lumpektomi atau mastektomi. Terapi radiasi mungkin juga diperlukan untuk memastikan sel-sel kanker yang tersisa tidak tumbuh lebih lanjut.

Stadium 2: Kanker Payudara Invasif dengan Pertumbuhan Lebih Besar

Pada stadium 2, sel-sel kanker telah berkembang lebih besar dengan ukuran 2-5 cm dan mungkin juga telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar payudara.

  • Stadium 2A: Meskipun tidak terdeteksi, tumor sudah menyebar ke satu hingga tiga kelenjar getah bening (namun belum menyebar ke bagian lain tubuh). Ukuran tumor 20 mm atau lebih kecil dan telah menyebar ke satu hingga tiga kelenjar getah bening atau ukuran tumor 20 mm hingga 50 mm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
  • Stadium 2B: Ukuran tumor 20 mm hingga 50 mm dan telah menyebar ke satu hingga tiga kelenjar getah bening

Pengobatan melibatkan pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi. Pemilihan jenis pengobatan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis sel kanker dan reseptornya.

Stadium 3: Kanker Payudara Invasif dengan Penyebaran ke Kelenjar Getah Bening

Pada stadium ini, kanker telah menginvasi jaringan payudara di bawahnya dan berukuran lebih dari 5 cm, atau telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila dan kelenjar getah bening di bagian tubuh lain.

  • Stadium 3A: Tumor sudah menyebar ke empat hingga sembilan kelenjar getah bening. Namun, belum menyebar ke bagian lain tubuh. Ukuran tumor lebih besar dari 50 mm dan menyebar ke satu hingga tiga kelenjar getah bening.
  •  Stadium 3B: Tumor sudah menyebar ke wilayah dada atau menyebabkan pembengkakan payudara. Meskipun mungkin sudah menyebar ke sembilan kelenjar getah bening, tetapi belum menyebar ke bagian lain tubuh.
  • Stadium 3C: Ini merujuk pada tumor yang sudah menyebar ke 10 atau lebih kelenjar getah bening. Termasuk yang berada di bawah tulang selangka, tetapi belum menyebar ke bagian lain tubuh.

Pengobatan pada tahap ini biasanya mencakup mastektomi, kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi hormon. Terkadang, terapi target juga digunakan untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker.

Stadium 4: Kanker Payudara Metastatik

Stadium 4 mengindikasikan bahwa kanker telah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, atau tulang. Ini merupakan bentuk kanker lanjut yang juga dikenal sebagai kanker payudara metastatik.

Pengobatan pada tahap ini lebih fokus pada pengelolaan gejala dan memperlambat pertumbuhan kanker daripada penyembuhan total. Terapi yang digunakan pada tahap ini meliputi kemoterapi, terapi hormon, terapi target, dan terapi radiasi.

Penting untuk diingat bahwa setiap kasus kanker payudara adalah unik, dan pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi individu pasien. Selain pengobatan medis, dukungan psikologis dan sosial juga sangat penting selama perjalanan pengobatan kanker payudara.

Selain itu, pencegahan dan deteksi dini tetap merupakan faktor utama dalam mengurangi risiko kanker payudara. Pemeriksaan payudara secara rutin dan kesadaran tentang tanda-tanda kanker payudara sangat penting. Semakin cepat kanker payudara didiagnosis, semakin baik peluang untuk kesembuhan.

Sebagai rumah sakit yang tergabung dalam jaringan Integrated Oncology Centres (IOC) Asia,AHCC memiliki Breast Center yang menawarkan layanan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara yang komprehensif. Layanan ini meliputi:

  • Konsultasi dengan dokter spesialis onkologi
  • Skrining yang meliputi mammogram, USG payudara, MRI payudara dan biopsi.
  • Diagnostik untuk memastikan adanya kanker payudara dengan beberapa layanan yaitu USG, MRI, biopsi dan bedah biopsi.
  • Perawatan kanker payudara sesuai dengan stadium dan tingkat keparahannya, diantaranya operasi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi tertarget dan imunoterapi.
  • Post care yang didukung oleh Can-Care Asia yang membantu dan mendampingi dalam menyiapkan segala kebutuhan pasca perawatan hingga layanan pendampingan psikolog selama perawatan.

Menghadapi kanker payudara adalah tantangan yang besar, tetapi dengan dukungan yang tepat, perawatan yang canggih, dan pendekatan terintegrasi, Anda memiliki peluang yang lebih baik untuk mengatasi penyakit ini. Breast Center AHCC adalah pilihan yang tepat untuk mendapatkan perawatan kanker payudara yang komprehensif dan personal. Jika membutuhkan informasi terkait layanan Breast Care dari AHCC Surabaya, hubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id untuk informasi selengkapnya.

Kenali Gejala dan Pencegahan Kanker Otak

Kenali Gejala dan Pencegahan Kanker Otak

Kanker otak adalah kondisi medis serius yang dapat memengaruhi seseorang tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, kanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal di otak tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa berusia 20-40 tahun. Untuk menghindari dampak serius dari kanker otak, penting untuk mengenali gejala dan memahami cara mencegahnya.

Apa Saja Gejala Kanker Otak?

Gejala yang umum meliputi:

  • Sakit Kepala yang Terus-Menerus. 

Salah satu gejala paling umum adalah sakit kepala yang intens dan berulang. Sakit kepala ini mungkin tidak merespons obat penghilang rasa sakit biasa.

  • Perubahan Perilaku dan Kognitif. 

Orang dengan kanker otak mungkin mengalami perubahan perilaku seperti perubahan mood, kebingungan, dan kesulitan berfokus atau mengingat hal-hal.

  • Gangguan Penglihatan. 

Perubahan penglihatan, penglihatan ganda, atau bahkan kehilangan penglihatan bisa menjadi tanda-tanda kanker ini.

  • Kelemahan atau Kehilangan Koordinasi. 

Kesulitan berjalan, kelemahan, atau kehilangan koordinasi bisa mengindikasikan adanya masalah di otak.

  • Kejang. 

Kejang yang tidak dijelaskan oleh penyakit lain juga dapat menjadi gejala kanker otak.

  • Mual dan Muntah. 

Gejala ini umumnya disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam otak, yang memengaruhi sistem saraf.

  • Perubahan Berat Badan dan Selera Makan. 

Kanker otak dapat memengaruhi selera makan dan berat badan seseorang.

  • Perubahan Pendengaran.

Ini disebabkan tumor otak yang menekan saraf pendengaran sehingga menyebabkan perubahan pendengaran, seperti: hilangnya pendengaran di satu atau kedua telinga, berdengung di telinga, dan kesulitan memahami percakapan.

  • Perubahan Bicara.

Selain menekan saraf pendengaran, tumor otak juga dapat menekan saraf yang mengontrol otot-otot wajah dan lidah sehingga menyebabkan perubahan bicara, seperti: sulit berbicara, sulit mengucapkan kata-kata tertentu, suara menjadi serak, bahkan kehilangan suara.

  • Nyeri atau Mati Rasa pada Wajah, Lengan, atau Kaki.

Kanker otak dapat menekan saraf yang mengontrol gerakan dan sensasi di wajah, lengan, atau kaki, yang dapat menyebabkan nyeri atau mati rasa di area tersebut.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker otak, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Hindari Paparan Zat Beracun. 

Terhindar dari paparan zat beracun seperti pestisida dan bahan kimia yang berbahaya dapat membantu mengurangi risikonya.

  • Konsumsi Makanan Sehat. 

Gizi yang baik sangat penting. Makan makanan yang kaya akan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran dapat membantu melindungi otak dari kerusakan sel.

  • Aktivitas Fisik. 

Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan aliran darah ke otak.

  • Hindari Paparan Radiasi. 

Paparan radiasi, terutama radiasi berlebihan, dapat meningkatkan risiko kanker otak. Hindari pemeriksaan sinar-X yang tidak perlu.

  • Lindungi Otak dari Cedera. 

Cedera kepala yang parah dapat meningkatkan risikonya. Pastikan untuk menggunakan helm dan tindakan keamanan lainnya saat beraktivitas yang berisiko tinggi.

  • Kelola Stres. 

Stres kronis dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan otak. Cobalah teknik-teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga untuk menjaga stres tetap rendah.

Pentingnya Deteksi Dini

Jika Anda atau keluarga mengalami gejala yang disebutkan di atas, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Gejala-gejala tersebut mungkin tidak selalu menandakan kanker otak, tetapi hanya dokter yang dapat memberikan diagnosis yang akurat. Penting juga untuk diingat bahwa kanker otak dapat berkembang tanpa menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal.

Deteksi dini menjadi penting karena semakin cepat tumor terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Dokter dapat melakukan berbagai pemeriksaan, seperti CT scan, MRI, atau biopsi, untuk mendiagnosis dan merencanakan pengobatan yang sesuai.

Kanker otak adalah kondisi yang kompleks, tetapi dengan kesadaran tentang gejala dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat mengurangi risikonya dan meningkatkan peluang untuk mendeteksi serta mengatasi kanker lebih awal.

Jika Anda ingin berkonsultasi atau memerlukan pemeriksaan lebih jauh terkait kanker otak, Anda dapat langsung mengunjungi rumah sakit Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya.

Sebagai salah satu rumah sakit perawatan kanker terbaik yang ada di wilayah Indonesia timur, AHCC memiliki berbagai layanan dan fasilitas penunjang untuk memberikan pengalaman pengobatan kanker yang aman dan nyaman. Tidak hanya bagi pasien, namun juga bagi keluarga pendamping pasien. Tentunya didukung juga dengan dokter dan tenaga ahli yang profesional serta terlatih di bidangnya. Hubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id untuk informasi selengkapnya.