Adi Husada Cancer Center

4 Tes Utama untuk Mendiagnosis Kanker Multiple Myeloma: Diagnosis dan Pengobatan yang Tepat

Multiple Myeloma adalah salah satu jenis kanker darah yang menyerang sel plasma, yaitu sel darah putih yang berperan dalam memperkuat daya tahan tubuh untuk melawan infeksi dengan memproduksi antibodi. Pada kondisi multiple myeloma, sel-sel plasma kanker menumpuk di sumsum tulang, mengakibatkan produksi antibodi yang tidak berfungsi dengan baik dan menggantikan sel-sel darah sehat yang seharusnya memproduksi antibodi yang bermanfaat.

Gejala dan Penyebab Multiple Myeloma

Multiple Myeloma berisiko lebih tinggi terjadi pada orang yang berusia di atas 45 tahun, memiliki riwayat monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS), atau memiliki riwayat keluarga yang terkena penyakit ini. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan lingkungan seperti penggunaan zat kimia berlebih, pestisida, atau bahan karsinogen memiliki hubungan yang signifikan terhadap perkembangan multiple myeloma.

4 Tes untuk Mendiagnosis Multiple Myeloma

Mendiagnosis multiple myeloma dilakukan dengan beberapa prosedur tes medis berikut:

1. Tes Darah

Melalui tes darah, analis laboratorium dapat mendeteksi keberadaan protein M yang dihasilkan oleh sel myeloma. Protein ini bisa menjadi indikator utama adanya kanker.

2. Tes Urine

Pemeriksaan urine juga penting untuk mendeteksi protein M dalam urine, yang bisa menunjukkan aktivitas kanker di dalam tubuh.

3. Pemeriksaan Sumsum Tulang

Pemeriksaan sumsum tulang melibatkan pengambilan sampel untuk dianalisis di laboratorium guna mengidentifikasi adanya mutasi gen yang berkaitan dengan multiple myeloma.

4. Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti X-ray, MRI, CT Scan, atau Positron Emission Tomography (PET) direkomendasikan untuk mendeteksi masalah tulang yang seringkali terkait dengan multiple myeloma.

Sistem Penilaian Stadium Multiple Myeloma: ISS dan R-ISS

Dokter menggunakan dua sistem penilaian untuk menggambarkan stadium multiple myeloma, yaitu International Staging System (ISS) dan Revised International Staging System (R-ISS). Sistem ini mengandalkan hasil tes darah, termasuk pengukuran kadar beta-2 mikroglobulin (ß2M), albumin, dan laktat dehidrogenase (LDH).

  • Beta-2 mikroglobulin adalah protein yang biasanya ditemukan dalam sel plasma dan meningkat secara signifikan pada pasien dengan multiple myeloma.
  • Albumin adalah protein dalam darah yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, dan kadarnya bisa menurun saat multiple myeloma memburuk.
  • Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim yang terlibat dalam produksi energi seluler. Ketika sel-sel jaringan rusak akibat kanker, LDH dilepaskan ke dalam darah, dan kadar tinggi menandakan stadium kanker yang lebih lanjut.

Stadium Multiple Myeloma

Hasil tes membantu menentukan stadium kanker multiple myeloma. Berikut adalah tiga stadium yang dibedakan berdasarkan kadar tes darah dan mutasi kromosom:

Stadium 1

Pada stadium ini, kondisi pasien menunjukkan:

  • Beta-2 mikroglobulin kurang dari 3,5 mg/L.
  • Albumin lebih dari 3,5 g/dL.
  • LDH normal dan tidak ada perubahan kromosom yang signifikan.

Stadium 2

Pada stadium ini, hasil tes darah berada dalam salah satu dari dua rentang berikut:

  1. Beta-2 mikroglobulin antara 3,5 hingga 5,5 mg/L.
    • Albumin dapat berada pada level apa saja.
  2. Beta-2 mikroglobulin kurang dari 3,5 mg/L.
    • Albumin kurang dari 3,5 g/dL.
    • LDH normal dengan risiko perubahan kromosom rendah.

Stadium 3

Pada stadium ini, kondisi pasien menunjukkan:

  • Beta-2 mikroglobulin lebih dari 5,5 mg/L.
  • LDH tinggi.
  • Perubahan kromosom berisiko tinggi.

Pengobatan Multiple Myeloma

Jika pasien didiagnosis dengan multiple myeloma, dokter akan mendiskusikan pilihan pengobatan yang sesuai dengan jenis kanker, stadium, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa opsi pengobatan meliputi:

Kemoterapi

Obat-obatan yang diberikan melalui tablet, infus, atau kombinasi keduanya untuk membunuh sel kanker.

Targeted Therapy (Terapi Tertarget)

Obat-obatan yang mengganggu pertumbuhan sel myeloma, dengan beberapa terapi memanfaatkan sistem imun untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Radioterapi

Penyinaran yang digunakan untuk meredakan nyeri dan mengurangi kerusakan tulang yang disebabkan oleh sel myeloma yang berkembang.

Hemodialisis

Prosedur cuci darah dilakukan jika kerusakan ginjal terjadi sebagai komplikasi dari multiple myeloma yang menyebabkan gagal ginjal.

Durasi Pengobatan dan Kontrol Penyakit

Pengobatan multiple myeloma bisa berlangsung selama 2–3 tahun, tergantung pada kondisi dan respons terhadap terapi. Namun, meskipun pengobatan dapat mengontrol penyakit ini, multiple myeloma masih dianggap belum dapat disembuhkan sepenuhnya.

Pencegahan dan Dukungan Pasien

Untuk mencegah kambuhnya multiple myeloma, penting untuk menjaga pola makan sehat, mempertahankan berat badan ideal, serta mengurangi stres. Menjaga dukungan emosional dari keluarga dan tim medis juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Jika multiple myeloma tumbuh lambat dan tidak menimbulkan gejala, pengawasan ketat oleh dokter adalah langkah pertama yang sangat penting.


FAQ Tentang Multiple Myeloma

Apa saja gejala yang harus diwaspadai pada multiple myeloma?
Gejala dapat mencakup nyeri tulang, kelelahan, penurunan berat badan, atau infeksi yang sering. Jika ada gejala ini, segera bawa ke dokter.

Apa saja pengobatan yang digunakan untuk multiple myeloma?
Kemoterapi, terapi tertarget, dan radioterapi adalah beberapa pengobatan utama. Hemodialisis juga digunakan jika ada komplikasi ginjal.

Berapa lama pengobatan untuk multiple myeloma?
Pengobatan bisa berlangsung selama 2-3 tahun, tetapi tidak bisa dikatakan sembuh total, hanya terkontrol.


Referensi:

  1. American Cancer Society (ACS). “Multiple Myeloma Early Detection, Diagnosis, and Staging”. Link ACS
  2. International Myeloma Foundation. “International Staging System (ISS) and Revised ISS (R-ISS)”. Link