Memasuki bulan suci Ramadhan, tidak sedikit membuat pasien kanker merasakan kekhawatiran. Seringnya ini berhubungan dengan dilema yang mereka rasakan terkait apakah kondisi mereka memungkinkan untuk mengikuti puasa Ramadhan. Pasalnya, secara umum kondisi fisik pasien kanker lebih menurun dibandingkan orang sehat. Belum lagi jika mereka sedang menjalani perawatan seperti kemoterapi yang membawa efek samping tertentu. Dalam kasus seperti ini biasanya dokter tidak akan memberikan rekomendasi bagi pasien untuk berpuasa.
Puasa Ternyata Bermanfaat Bagi Pasien Kanker
Beberapa studi sampai pada kesimpulan bahwa puasa dapat mendatangkan manfaat kesehatan bagi pasien kanker. Seperti dikutip dari Hellosehat, sebuah laporan penelitian tahun 2014 pada jurnal Stem Cell menunjukkan bahwa puasa dapat mengaktifkan sel-sel induk pada sistem imun untuk regenerasi dan melakukan perbaikan.
Selain itu, puasa juga disebut dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap radioterapi. Ini berarti jika sebelum melakukan perawatan radioterapi pasien melakukan puasa terlebih dahulu, proses perawatan dapat berlangsung lebih efektif.
Meskipun demikian, seperti yang sudah sempat disinggung di atas, tidak semua kondisi pasien kanker boleh berpuasa. Misalnya pada pasien kanker yang mengalami kondisi sindroma lisis tumor, atau kondisi yang mengharuskannya mengonsumsi banyak cairan. Maka dari itu, sebelum pasien memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan sebaiknya memang berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter onkologi terkait kondisinya.
Tips Puasa Ramadhan Bagi Pasien Kanker
Berikut kami merekomendasikan beberapa tips ibadah puasa Ramadhan bagi pasien kanker yang berniat menjalankannya.
- Berkonsultasi dengan dokter
Lakukan ini di awal sebelum memutuskan untuk ikut puasa atau tidak. Konsultasi ini berfungsi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien kanker, sekaligus dapat membantu pasien untuk mempersiapkan rencana puasa dengan jauh lebih matang. - Cukupi nutrisi yang dibutuhkan tubuh
Kebutuhan nutrisi bagi pasien kanker sangat penting dalam upaya menjaga sel tubuh lainnya, termasuk sel imun, untuk tetap kuat melawan sel kanker yang terus membelah diri. Selama puasa, pasti ada perubahan jadwal makan. Nah, agar pasien kanker tetap dapat mencukupi nutrisi yang dibutuhkan, mereka membutuhkan plan diet kanker. Pasien kanker dapat dibantu merencanakan program diet ini bersama dokter atau ahli gizi pada saat konsultasi sebelumnya. - Tetap terhidrasi dan cukupi kebutuhan istirahat
Tubuh membutuhkan cairan untuk dapat berfungsi optimal. Sementara pada saat puasa, tentu pasokan cairan ini tidak dapat diterima oleh tubuh sepanjang hari. Untuk mengatasinya, pasien kanker yang menjalankan puasa disarankan untuk minum 2 gelas air putih pada saat sahur, 4 gelas pada saat berbuka, dan 2 gelas lagi setelah tarawih (sebelum tidur). Selain soal cairan, pasien kanker juga memerlukan waktu istirahat yang cukup untuk memperkuat sistem kekebalannya. Jadi meskipun sedang berpuasa, pasien kanker tetap dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan tidur 6-8 jam setiap harinya. - Jangan memaksakan diri
Jika selama menjalankan puasa ternyata kondisi pasien kanker malah mengalami penurunan, maka sebaiknya puasanya dihentikan. Pasien dan orang-orang di sekitar harus paham betul dengan kondisi kesehatannya untuk memutuskan kapan boleh melanjutkan kembali puasa.
Itu tadi beberapa tips yang dapat dijalankan oleh pasien kanker yang ingin mengikuti puasa Ramadhan. Jika Anda membutuhkan konsultasi dengan dokter onkologi terkait kondisi kesehatan sebelum mulai berpuasa, Anda dapat menghubungi dokter kami di Rumah Sakit Adi Husada Cancer Center (AHCC).
Sebagai pusat penanganan kanker terintegrasi pertama di Indonesia timur AHCC siap membantu Anda menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan aman. Anda dapat menghubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau melalui email ke info@ahcc.co.id