Adi Husada Cancer Center

Tantangan Kanker Serviks Pada Wanita Menopause

Salah satu jenis kanker yang menjadi ancaman bagi wanita adalah kanker serviks. Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan), yang dikutip dari website Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2020 lalu kanker serviks bahkan menempati urutan kedua setelah kanker payudara sebagai yang paling banyak diderita wanita Indonesia. Masih dari data Globocan, tercatat sebanyak 36.633 kasus kanker serviks terjadi pada periode tersebut. Atau 9,2% dari keseluruhan 396.914 kasus yang terjadi di tahun yang sama.

Penyakit ini dapat menyerang wanita dari segala usia tanpa terkecuali mereka yang sudah memasuki usia menopause. Bahkan risiko kanker semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Berdasarkan data Information Centre HPV on Cancer (ICO), yang dikutip dari Jurnal Health Sains, menyebutkan bahwa insiden tertinggi kanker serviks di dunia berdasarkan kategori umur paling banyak terjadi di rentang usia 45-60 tahun, atau yang sudah memasuki usia menopause. Tentunya kondisi ini mempunyai tantangannya sendiri yang akan dibahas lebih lanjut melalui artikel ini.

Apa yang Dimaksud Menopause?

Sebelum membahas apa saja tantangan yang dihadapi wanita menopause yang didiagnosa kanker serviks, mari kita bahas tentang menopause-nya terlebih dahulu. Menopause sendiri merupakan tahapan dalam kehidupan seorang wanita di mana siklus menstruasi secara alami berhenti dan tidak terjadi lagi secara permanen. Menopause menandai akhir dari masa reproduksi wanita, karena setelahnya mereka tidak akan mengalami lagi ovulasi. Rata-rata wanita memasuki kondisi ini pada usia 45-55 tahun.

Meskipun menopause adalah proses yang alami dalam kehidupan wanita, perubahan hormon yang terjadi selama fase ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan mereka. Tidak sedikit bahkan yang mencari perawatan dan dukungan medis untuk mengelola gejala dan efek samping terkait kondisi menopause yang mereka hadapi.

Menopause dan Kanker Serviks

Didiagnosa dengan kanker serviks sendiri, sudah seperti hukuman berat bagi pasien. Terlebih jika harus menghadapinya bersamaan dengan fase menopause. Padahal, seperti yang sempat disinggung di awal artikel, kanker serviks justru lebih banyak ditemukan pada wanita berusia 45-60 tahun, atau rentang usia mereka mengalami menopause. Diyakini perubahan hormon pada fase menopause memengaruhi kesehatan reproduksi dan meningkatkan risiko kanker serviks.

Wanita menopause menghadapi tantangan kanker serviks yang unik. Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah:

Perubahan Hormonal

Selain harus menghadapi perubahan hormon akibat pengobatan seperti kemoterapi atau radiasi, pasien juga harus berhadapan dengan perubahan hormonal signifikan sebagai salah satu tanda menopause itu sendiri. Perubahan hormonal ini dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes, perubahan mood, gangguan tidur, dan penurunan gairah seksual.

Efek Samping Pengobatan

Pengobatan kanker serviks seperti kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan, dapat menyebabkan efek samping yang lebih intens pada pasien menopause. Contohnya, pasien menopause mungkin mengalami peningkatan gejala menopause, seperti keringnya vagina, penurunan libido, osteoporosis, atau penambahan berat badan. Efek samping ini dapat memengaruhi kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Kesulitan dalam Pengobatan dan Pemulihan

Pasien menopause mungkin juga menghadapi tantangan dalam pengobatan dan pemulihan dari kanker serviks. Perubahan fisik dan emosional yang terkait dengan menopause dapat memengaruhi daya tahan tubuh, kekuatan, dan energi pasien. Pemulihan setelah operasi atau terapi juga mungkin akan memakan waktu lebih lama bagi pasien menopause dibanding pasien biasa.

Masalah Kesehatan Tambahan

Wanita menopause umumnya memiliki risiko lebih tinggi terhadap beberapa masalah kesehatan, seperti osteoporosis dan penyakit jantung. Pasien kanker serviks yang juga sedang dalam tahap menopause dapat memiliki risiko tambahan terkait dengan kesehatan tulang, kardiovaskular, atau masalah kesehatan lainnya. Dalam beberapa kasus, pengobatan kanker serviks juga dapat memengaruhi kesehatan tulang dan jantung pasien.

Dukungan Emosional

Pasien menopause yang menderita kanker serviks juga memerlukan dukungan emosional yang kuat. Menopause itu sendiri dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, dan diagnosis kanker serviks dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan stres tambahan. Pada kondisi seperti ini, dukungan emosional dari siapa saja orang-orang yang ada di sekitar pasien akan sangat berarti bagi mereka menghadapi tantangan ini.

Dalam menghadapi berbagai tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan perawatan komprehensif seperti:

  • Komunikasi Terbuka
    Diskusikan semua perubahan fisik, gejala menopause, efek samping pengobatan, hingga masalah kesehatan tambahan yang dirasakan dengan tim medis Anda. Agar nantinya tim medis dapat membantu menyesuaikan perawatan yang dibutuhkan dan merekomendasikan solusi yang tepat.
  • Pengelolaan Gejala Menopause
    Untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flashes, gangguan tidur, dan perubahan mood, Anda dapat membicarakannya dengan dokter mengenai opsi pengobatan yang sesuai. Terapi hormon atau obat-obatan non-hormonal dapat mengurangi gejala tersebut. Teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi juga dapat membantu dalam pengelolaan gejala ini.
  • Perawatan Khusus untuk Masalah Kesehatan Tambahan
    Untuk masalah kesehatan tambahan yang muncul seperti osteoporosis atau penyakit jantung, tim medis akan merancang perawatan yang sesuai. Seperti misalnya merekomendasikan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D, terapi hormon, pengunaan obat-obatan khusus, hingga mengatur pola makan sehat dan jadwal olahraga.
  • Perawatan Dukungan
    Bantu pasien mendapatkan dukungan emosional yang dibutuhkan. Menghubungkan mereka dengan kelompok penyintas juga dapat menjadi salah satu opsi solusi.
  • Mengadopsi Gaya Hidup Sehat
    Gaya hidup sehat dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi. Konsumsi makanan sehat kaya serat, vitamin, dan antioksidan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Hindari rokok dan minuman beralkohol. Serta jangan lupa juga untuk tetap berolahraga sesuai kemampuan.
  • Informasi yang Reliabel
    Mempelajari lebih lanjut tentang kanker serviks, menopause, dan pengobatan yang tersedia dapat membantu Anda mengatasi tantangan yang dihadapi. Tapi pastikan Anda mendapatkannya dari sumber-sumber informasi terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Pemeriksaan Rutin dan Tindak Lanjut
    Tetap jalani pemeriksaan rutin seperti pap-smear dan tes terkait lainnya untuk mengamati perubahan pada jaringan serviks atau semisal ada sel kanker yang baru.

Penting untuk mencari bantuan medis dan dukungan yang tepat dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh pasien kanker serviks yang memasuki masa menopause. Anda dapat mempercayakan hal tersebut kepada rumah sakit Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, sebagai salah satu rumah sakit perawatan kanker terbaik di Indonesia timur. Untuk informasi lebih lanjut terkait pemeriksaan dan pengobatan kanker serviks, Anda dapat langsung menghubungi AHCC melalui  kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau email ke info@ahcc.co.id