Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia, terutama pada wanita. Dikutip dari Kompas, sebuah studi yang diterbitkan oleh CA: A Cancer Journal for Clinicians pada tahun 2020 memperkirakan ada sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara. Ini merupakan 11,7% dari total kasus kanker yang terjadi pada periode itu. Di sisi lain, juga ada banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar tentang kanker payudara. Meskipun niatnya mungkin baik, mempercayai mitos ini bisa menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu atau bahkan menyebabkan penundaan diagnosis dan pengobatan yang dapat menyelamatkan nyawa.
Beberapa Mitos Kanker Payudara
Ada banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat terkait dengan kanker payudara. Namun, karena keterbatasan, melalui artikel ini kami akan berusaha mengupas fakta di balik beberapa mitos saja. Berikut adalah di antaranya:
Hanya menyerang wanita
Faktanya, meskipun angka kejadian kanker payudara pada pria jauh lebih rendah, tetap saja pria tidak terlepas dari risiko penyakit ini.
Secara anatomi, pria juga memiliki jaringan kelenjar susu yang sama seperti wanita. Perbedaannya terletak pada jumlah jaringan pada pria yang lebih sedikit dan kurang sensitif terhadap hormon, yang menjadikan risiko terkena kanker lebih rendah.
Namun beberapa faktor berikut tetap dapat meningkatkan risiko pria terkena kanker payudara, di antaranya adalah usia, riwayat keluarga, mutasi genetik, obesitas, dan paparan radiasi.
Hanya terjadi pada wanita dengan anggota keluarga yang pernah terkena kanker payudara
Ini juga merupakan kesalahpahaman yang banyak beredar. Anggapan bahwa yang dapat terkena kanker payudara hanyalah orang-orang yang anggota keluarganya pernah kena juga dapat sangat berbahaya.
Pasalnya hal ini dapat mengurangi tingkat kewaspadaan dan membuat orang-orang meremehkan pemeriksaan rutin hanya karena merasa aman tidak memiliki riwayat kanker dari anggota keluarga lainnya.
Padahal faktanya, memiliki keluarga dengan riwayat kanker benar dapat meningkatkan risiko terkena juga, tapi sebagian besar kasus kanker payudara yang terjadi pada wanita justru berasal tanpa riwayat penyerta dari keluarga.
Deodoran adalah penyebab kanker payudara
Isu ini termasuk yang cukup banyak beredar. Pada awalnya mitos ini muncul karena adanya zat aluminium yang terdapat pada antiperspiran yang digunakan untuk menghentikan keringat pada ketiak. Zat ini diyakini dapat diserap oleh kulit dan memicu perkembangan kanker.
Namun, berbagai hasil penelitian hingga saat ini belum menemukan hubungan antara penggunaan deodoran/antiperspiran dengan risiko kanker payudara.
Kanker payudara selalu menimbulkan benjolan yang dapat diraba
Faktanya, beberapa kasus kanker payudara tidak menimbulkan benjolan dan dapat sulit dideteksi tanpa pemeriksaan medis lanjutan.
Selain benjolan, beberapa tanda berikut juga perlu diwaspadai sebagai gejala adanya kanker payudara. Di antaranya adalah perubahan pada bentuk atau ukuran payudara, kulit payudara yang mengerut, timbul lecet atau sisik pada kulit payudara, terjadi keanehan pada puting (bentuk puting berubah jadi masuk ke dalam, atau mengeluarkan cairan yang tidak biasa), hingga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening di area ketiak.
Penting untuk diingat bahwa gejala kanker payudara bisa berbeda-beda pada setiap wanita, dan seperti yang sempat disinggung sebelumnya, beberapa kasus bahkan mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan tes skrining secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki risiko atau gejala kanker payudara. Tes skrining yang paling umum digunakan adalah mammografi dan pemeriksaan payudara secara klinis oleh dokter.
Anda dapat melakukan pemeriksaan ini di Adi Husada Cancer Center (AHCC), Surabaya. Sebagai salah satu rumah sakit pusat perawatan kanker terbaik yang ada di Indonesia timur, AHCC memiliki layanan skrining kanker payudara yang lengkap dan akurat. Pemeriksaan payudara secara berkala, seperti mammografi dan pemeriksaan payudara secara klinis, dapat membantu mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, meningkatkan peluang kesembuhan dan meminimalkan risiko komplikasi yang lebih serius. Untuk informasi selengkapnya terkait skrining kanker payudara, Anda dapat menghubungi kami melalui kontak whatsapp di 0851-7422-6922 atau melalui email ke info@ahcc.co.id