Adi Husada Cancer Center

Gejala Kanker pada Anak: Waspadai Tanda-Tanda Umum Sejak Dini

Apa Itu Kanker pada Anak?

Kanker pada anak adalah kondisi ketika sel-sel abnormal tumbuh dan berkembang tanpa kendali di dalam tubuh. Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak memiliki jenis, penyebab, serta tingkat keberhasilan pengobatan yang khas.

Meskipun lebih jarang dibandingkan pada orang dewasa, kanker tetap menjadi penyebab kematian kedua terbanyak pada anak-anak di seluruh dunia. Oleh karena itu, mengenali gejala sejak dini sangat penting.


Jenis Kanker pada Anak yang Paling Umum

Beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada anak antara lain:

  • Leukemia
    Merupakan kanker darah yang menyerang sel darah putih. Gejalanya meliputi pucat, mudah lelah, perdarahan atau memar tanpa sebab, infeksi berulang, serta pembesaran hati dan limpa. Leukemia adalah jenis kanker paling umum pada anak.
  • Tumor otak dan sumsum tulang belakang
    Kanker yang tumbuh di sistem saraf pusat. Anak bisa mengalami sakit kepala berulang, muntah terutama di pagi hari, gangguan penglihatan, kejang, atau gangguan keseimbangan.
  • Neuroblastoma
    Kanker yang berasal dari sel saraf embrionik. Biasanya muncul pada anak usia di bawah 5 tahun. Gejalanya berupa benjolan di perut, nyeri tulang, kulit kebiruan, mata membengkak, hingga kelumpuhan bila tumor menekan saraf.
  • Limfoma
    Kanker sistem limfatik, termasuk kelenjar getah bening. Anak dengan limfoma sering mengalami pembesaran kelenjar leher/ketiak, demam tanpa sebab, keringat berlebih di malam hari, dan penurunan berat badan drastis.
  • Retinoblastoma
    Kanker mata yang biasanya menyerang balita. Gejala utamanya adalah munculnya bercak putih pada pupil (leukokoria), mata juling, atau gangguan penglihatan.
  • Tumor Wilms
    Kanker ginjal yang biasanya menyerang anak usia 3–4 tahun. Tanda utamanya berupa benjolan keras di perut, perut membuncit, nyeri perut, kadang disertai darah dalam urin.
  • Osteosarkoma
    Kanker tulang yang paling sering menyerang remaja. Gejalanya berupa nyeri tulang terus-menerus, pembengkakan, dan tulang lebih mudah patah.
  • Sarkoma Ewing
    Kanker tulang atau jaringan lunak yang lebih sering ditemukan pada remaja. Gejalanya mirip osteosarkoma, ditambah demam, penurunan berat badan, dan kelelahan berlebihan.
  • Rabdomiosarkoma
    Kanker otot rangka yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh seperti kepala, leher, kandung kemih, atau tungkai. Tanda-tandanya berupa benjolan, nyeri, atau gangguan fungsi pada bagian tubuh tertentu.
  • Hepatoblastoma
    Kanker hati yang terjadi pada anak, terutama di bawah usia 3 tahun. Gejalanya meliputi perut membesar, benjolan keras di hati, mual, muntah, dan penurunan berat badan.

Gejala Kanker pada Anak yang Harus Diwaspadai

Gejala kanker pada anak bervariasi tergantung jenis dan lokasi tumor. Namun, beberapa tanda umum yang sebaiknya tidak diabaikan meliputi:

  • Demam tanpa penyebab jelas: demam berulang atau tidak kunjung sembuh meski sudah diberi obat.
  • Kelelahan berlebihan: anak tampak lesu, tidak bertenaga, dan mudah lelah meski tidak banyak beraktivitas.
  • Pucat: tanda anemia akibat penurunan jumlah sel darah merah.
  • Perdarahan atau memar tidak biasa: mudah mimisan, gusi sering berdarah, atau muncul memar tanpa benturan.
  • Nyeri tulang atau sendi: sakit yang berlangsung lama, sering muncul malam hari, dan tanpa riwayat cedera.
  • Benjolan atau pembengkakan: benjolan yang terus membesar di leher, ketiak, perut, atau bagian tubuh lain, umumnya tidak nyeri.
  • Penurunan berat badan drastis: hilangnya berat badan dalam waktu singkat tanpa perubahan pola makan.
  • Sakit kepala berulang: terutama bila parah, sering disertai muntah, atau terjadi di pagi hari.
  • Gangguan mata: pupil berwarna putih, mata juling, atau penglihatan menurun.
  • Perut membuncit: disertai nyeri atau adanya benjolan keras.
  • Batuk berkepanjangan atau sesak napas: gejala yang tidak membaik dengan pengobatan biasa.
  • Keringat malam: berkeringat berlebihan saat tidur tanpa sebab jelas.

Faktor Risiko Kanker Anak

Penyebab pasti kanker anak sering tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya:

  • Faktor genetik atau keturunan: mutasi gen tertentu yang diwariskan orang tua atau terjadi secara spontan. Anak dengan riwayat keluarga kanker lebih berisiko.
  • Kelainan genetik bawaan: sindrom seperti Down syndrome atau Li-Fraumeni syndrome terbukti meningkatkan risiko kanker tertentu.
  • Paparan lingkungan: paparan radiasi, zat beracun, atau infeksi virus (misalnya Epstein-Barr) diduga berperan dalam sebagian kasus.
  • Gangguan sistem imun: anak dengan kelainan imun bawaan atau imunitas rendah akibat pengobatan (misalnya pasca-transplantasi organ) cenderung lebih rentan.

Cara Diagnosis Kanker pada Anak

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan: mencari tanda-tanda fisik kanker serta menanyakan gejala anak.
  • Tes darah: untuk melihat jumlah sel darah dan fungsi organ.
  • Pemeriksaan pencitraan: seperti rontgen, CT scan, atau MRI untuk melihat lokasi dan ukuran tumor.
  • Biopsi: pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium, sebagai cara paling akurat memastikan kanker.

Pilihan Pengobatan Kanker pada Anak

Pengobatan bersifat multimodal dan disesuaikan dengan jenis kanker, stadium, lokasi, serta kondisi anak. Metode yang umum digunakan adalah:

  • Kemoterapi
    Terapi dengan obat-obatan yang dirancang untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Biasanya diberikan dalam beberapa siklus, sering kali dikombinasikan dengan metode lain.
  • Pembedahan
    Dilakukan untuk mengangkat tumor secara langsung. Pembedahan efektif pada kanker yang masih terlokalisasi dan memungkinkan tumor diangkat sepenuhnya.
  • Terapi radiasi
    Menggunakan sinar energi tinggi untuk merusak DNA sel kanker. Umumnya dipakai untuk tumor otak atau kanker yang sulit dioperasi.
  • Terapi target
    Menggunakan obat-obatan khusus yang bekerja pada molekul tertentu di sel kanker. Lebih spesifik dibanding kemoterapi sehingga efek sampingnya lebih sedikit.
  • Imunoterapi
    Membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel kanker. Contohnya terapi CAR-T cell atau pemberian antibodi monoklonal.
  • Transplantasi sumsum tulang atau sel induk
    Digunakan terutama pada leukemia dan limfoma. Prosedur ini mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum sehat agar tubuh kembali memproduksi sel darah normal.

Pentingnya Deteksi Dini Kanker Anak

Meski jumlah kasus kanker pada anak lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, kanker tetap menjadi ancaman serius. Deteksi dini dan pengobatan tepat waktu terbukti dapat meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan.

Karena itu, orang tua perlu selalu waspada terhadap gejala kanker pada anak. Jika ada tanda-tanda mencurigakan, segera konsultasikan ke tenaga medis yang berpengalaman di bidang onkologi anak.

Referensi