Pada saat awal kemunculannya bahkan hingga saat ini, rokok elektrik sering diklaim lebih tidak membahayakan kesehatan dibandingkan rokok konvensional. Klaim ini didasarkan pada kandungan nikotin yang ada pada rokok elektrik disebut lebih sedikit dibanding rokok biasa. Namun fakta bahwa kandungan nikotin pada rokok elektrik lebih sedikit ini tidak membuktikan bahwa rokok elektrik aman bagi kesehatan.
Mengutip pernyataan dr. Debora Aloina Ita Tarigan dari Medical Underwriter Sequis yang dimuat pada media online Radar Solo, “Meskipun kadar nikotin rokok elektrik (vape) tidak sebanyak rokok konvensional, tapi kandungan nikotin vape tetap sama berbahayanya dengan rokok.” Dokter Debora juga menambahkan, “Risiko kesehatan yang ditimbulkan vape juga tidak main-main, mulai dari batuk hingga potensi kanker paru.”
Berikut merupakan penjelasan kenapa rokok elektrik juga dapat meningkatkan risiko munculnya kanker paru-paru:
- Mengandung nikotinMeskipun tidak sebanyak kandungan nikotin pada rokok konvensional, nikotin tetaplah nikotin. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa paparan nikotin (seberapa pun banyaknya) dapat meningkatkan risiko kanker.
- Menyebabkan adiksi/kecanduan
Salah satu alasan penggunaan rokok elektrik yang banyak dikemukakan adalah berproses untuk mewujudkan keinginan berhenti merokok. Sayangnya, vape atau rokok elektrik lainnya masih memiliki kandungan nikotin yang bersifat adiktif atau membuat ketagihan yang berujung pada penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang. Faktor inilah yang disebut sebagai salah satu yang dapat meningkatkan risiko kanker. - Mengandung bahan kimia yang berbahaya
Rokok elektrik juga identik dengan penggunaan liquid beraneka rasa untuk menambah sensasi merokoknya. Sayangnya, liquid ini berasal dari bahan kimia yang berpotensi juga meningkatkan risiko kanker bagi penggunanya. Sebuah penelitian pada tahun 2018 yang lalu menemukan fakta bahwa liquid rasa buah pada rokok elektrik mengandung akrilonitril yang tinggi.Akrilonitril sendiri oleh EPA (Environmental Protection Agency USA) diklasifikasikan ke dalam kategori karsinogen atau zat yang dapat memicu kanker pada manusia. Selain akrilonitril, beberapa liquid untuk rokok elektrik juga mengandung diacetyl yang terbukti memicu kanker paru dan dapat menyebabkan penyakit paru serius lainnya. - Ada proses pemanasan bahan kima yang juga berbahaya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention, cara penggunaan rokok konvensional yang dibakar berkontribusi 80-90% terhadap munculnya kanker. Lalu apakah rokok elektrik yang tidak dibakar jadi lebih aman? Jawabannya, tidak juga. Faktanya, rokok elektrik menggunakan baterai untuk memanaskan nikotin, liquid perasa, dan bahan kimia lainnya. Uap hasil pembakaran baterai pada rokok elektrik ini banyak mengandung formaldehida, logam berat, dan partikel yang bisa tersangkut di bagian dalam paru-paru.
Selain risiko kanker paru, penggunaan rokok elektrik juga dapat berakibat pada masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung, bronkitis, asma, infeksi paru, hingga stroke. Jadi bagi Anda yang berencana menggunakan rokok elektrik untuk alasan apapun, sebaiknya Anda mempertimbangkan matang-matang dengan berbagai risiko kesehatan yang mengikuti di belakangnya.
Membutuhkan informasi seputar kanker? Anda dapat mengunjungi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya atau hubungi kami melalui WA: 0822-8888-6922. AHCC merupakan pusat layanan kanker terintegrasi swasta pertama di Indonesia Timur yang memiliki tenaga medis handal dan aneka peralatan medis berstandar internasional. Kami siap membantu dan melayani Anda.