Pada kenyataannya kanker darah dapat menyerang siapa saja, tidak terbatas usia dan gender. Tapi menurut penelitian National Cancer Institute, golongan lansia (65-74 tahun) lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan kelompok umur di bawahnya. Masih dari data penelitian yang sama, usia rata-rata mereka saat divonis kanker darah adalah 66 tahun.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Global Cancer Observatory WHO pada tahun 2018 yang lalu, kanker darah menyebabkan kematian hingga 11.314 jiwa di Indonesia. Angka ini menjadi yang tertinggi kelima setelah kanker paru, kanker payudara, kanker serviks, dan kanker hati. Angka ini juga diperkirakan akan semakin bertambah mengingat perkiraan jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2045 mendatang, sesuai data BPS akan meningkat sebanyak 19.9%.
Berdasarkan data-data di atas, sebenarnya kenapa sih kelompok lansia ini lebih rentan terhadap kanker darah? Secara umum penyebab pasti kanker darah sebenarnya sampai saat ini masih belum diketahui juga. Tapi salah satu hal yang menjadi perhatian untuk menjawab pertanyaan kerentanan lansia akan kanker darah adalah terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia.
Fungsi-fungsi organ tubuh juga umumnya mengalami penurunan dan tidak dapat bekerja seoptimal saat masih muda. Penurunan fungsi ini memengaruhi kemampuan tubuh manusia dalam menolerir munculnya penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi seperti salah satunya adalah kanker darah.
Gambaran Kanker Darah Pada Lansia
Perlu diketahui, ada 3 (tiga) jenis kanker darah yang dapat menyerang siapa saja, termasuk lansia yaitu:
- Leukimia, kanker ini terjadi karena tubuh memproduksi sel darah putih secara berlebihan sehingga fungsi utamanya dalam melawan infeksi justru terganggu dan malah merusak sumsum tulang.
- Lymphoma, kanker darah lymphoma (limfoma) adalah kanker darah yang lebih sering terjadi pada orang dewasa. Kanker ini memengaruhi kerja limfosit pada sistem limfatik. Gejala kanker limfoma sering tidak disadari karena banyak yang menganggapnya seperti penyakit biasa.
- Myeloma, dikenal juga dengan nama kanker sel plasma. Hal ini dikarenakan kanker ini muncul akibat dari tubuh yang membuat terlalu banyak sel plasma yang berkembang dari limfosit ke sumsum tulang. Kanker sel plasma ini menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menjadi mudah terserang infeksi.
Kanker darah pada lansia umumnya memiliki risiko keparahan yang tinggi seringkali dikarenakan tidak adanya gejala atau tanda spesifik yang tidak disadari sehingga penegakan diagnosisnya pun ikut terlambat. Dampaknya? Penanganan yang tepat pun tidak bisa diberikan tepat waktu.
Jadi sebaiknya Anda, khususnya apabila sudah berusia lanjut, ketika mengalami gejala-gejala seperti demam berulang, nyeri tulang, sering keringat dingin di malam hari atau terjadi penurunan berat badan secara drastis tidak menganggapnya remeh dan segera memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat lebih cepat.
Membutuhkan informasi seputar kanker? Anda dapat mengunjungi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya atau hubungi kami melalui WA: 0851-7422-6922. AHCC merupakan pusat layanan kanker terintegrasi swasta pertama di Indonesia Timur yang memiliki tenaga medis handal dan aneka peralatan medis berstandar internasional. Kami siap membantu dan melayani Anda.