Kanker kepala dan leher merupakan salah satu jenis kanker yang banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Kanker kepala biasanya menyerang bagian mulut dan hidung. Sedangkan kanker leher menyerang area tenggorokan, laring, sinus, dan kelenjar liur. Penyebab utama kanker kepala dan leher ini adalah 80% karena tembakau dan alhokol, di samping makanan dengan zat pengawet dan gaya hidup tidak sehat.
Menurut beberapa ahli kesehatan, pasien yang mengalami kanker leher dan kepala biasanya datang dengan stadium yang sudah tinggi. Kalau sudah begini, perawatan suportif untuk meningkatkan harapan hidup dan membuat pasien merasa lebih baik dengan kondisinya, perlu dilakukan. Berikut jenis kanker kepala dan leher yang patut Anda waspadai.
Kanker nasofaring
Kanker leher yang sering diidap oleh masyarakat Indonesia adalah pada bagian nasofaring. Sebanyak 30% kanker nasofaring terjadi di tahun 2012. Jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, disebabkan oleh makanan dengan zat pengawet yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Gaya hidup yang menuntut makanan cepat saji lebih banyak dikonsumsi sebenarnya tidak hanya meningkatkan risiko kanker leher dan kepala, tapi juga kanker lainnya.
Untuk menurunkan risiko terjadinya kanker ini, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Salah satu yang utama adalah mulai mengonsumsi buah dan sayur segar, memperbanyak minum air putih, hindari penyedap rasa dan makanan yang diasap. Di samping itu, lakukan medical checkup secara rutin.
Kanker tiroid
Gejala awal terjadinya kanker tiroid adalah adanya benjolan yang muncul pada area leher, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, suara serak, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Secara umum memang sedikit mirip dengan sakit gondok. Wanita lebih rentan terkena kanker tiroid daripada laki-laki karena adanya perubahan hormon yang biasa terjadi saat menstruasi atau kehamilan. Namun, untuk lebih pastinya Anda bisa ke dokter untuk memastikan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan mulai mengurangi konsumsi alhokol dan meningkatkan konsumsi berserat dan bergizi tinggi. Perhatikan juga bagaimana pengolahan makanan agar tidak merusak kandungan di dalamnya.
Kanker mulut
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa ia terkena kanker mulut karena menganggapnya sebagai seriawan biasa. Padahal, angka terjadinya kanker mulut di dunia sudah memasuki posisi ke-6. Untuk membedakannya dengan seriawan biasa, Anda bisa mendeteksinya dengan cara berikut:
- Seriawan lama dan hanya ada di satu titik
Untuk jenis seriawan yang bisa sembuh dengan mengonsumsi vitamin C, akan sembuh setelah satu hingga dua minggu. Letaknya pun biasanya menyebar di beberapa titik area mulut seperti langit-langit belakang, bibir bagian dalam, dan pipi bagian dalam. Namun, jika seriawan hanya di satu titik dan tidak sembuh dalam dua minggu lebih, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.
- Tidak terasa sakit
Beberapa seriawan dalam mulut terjadi karena adanya trauma yang dirasa seperti tergigit, gesekan pada karies gigi, dan lain hal. Anda juga akan merasakan sakit jika mengalami seriawan. Tapi, jika ada luka di dalam rongga mulut dengan ukuran yang cukup lebar, dengan tidak menimbulkan rasa sakit, bisa jadi itu adalah gejala kanker.
- Susah berbicara
Seriawan sudah pasti akan membuat Anda malas membuka mulut dan berbicara, namun jika itu gejala kanker, maka Anda akan lebih merasa kesulitan berbicara. Untuk melakukan pengecekan, coba raba area di pinggir seriawan. Jika ada lapisan keras, bisa jadi itu bukan seriawan biasa.
Meski kanker leher dan kepala lebih jarang Anda dengar daripada kanker payudara dan serviks, namun segala jenis kanker patut diwaspadai. Jika Anda mengalami sakit yang tidak biasa hingga tak kunjung sembuh dalam beberapa hari, pergilah ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.