Tak bisa dipungkiri, saat seseorang didiagnosis menderita penyakit kanker, banyak perubahan emosional yang terjadi, seperti kecemasan, depresi, perubahan perilaku, serta penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien juga sering merasa harga dirinya menurun, memiliki perubahan perspektif tentang masa depan, serta menghadapi ancaman kematian sebagai beberapa contoh dari dampak emosional yang harus mereka hadapi.
Keadaan tersebut akan menjadi stresor (faktor pemicu stres) yang cukup besar, sehingga diperlukan cara untuk mengendalikannya melalui manajemen stres. Tujuan utama manajemen stres adalah menjaga tingkat stres berada dalam rentang yang optimal, sehingga tidak semakin membebani pasien kanker. Berikut ini adalah beberapa cara manajemen stres yang dapat dilakukan oleh pasien kanker:
1. Menerapkan Pola Hidup Sehat
- Istirahat Cukup: Tidur selama 7 hingga 8 jam sehari, serta menghindari begadang, sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh.
- Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, dan lemak. Pasien kanker juga dapat mengonsumsi suplemen tambahan sesuai anjuran dokter untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup.
- Hindari Zat Berbahaya: Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, serta jauhi rokok dan alkohol.
- Olahraga Ringan: Lakukan olahraga ringan secara teratur, 5 kali seminggu selama 30 menit. Aktivitas fisik ini dapat membantu tubuh memproduksi hormon endorfin, yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi kecemasan.
2. Terapi Relaksasi
- Yoga: Yoga memiliki gerakan yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh, salah satunya adalah centering, yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara batin dan raga. Selain itu, Yin Yoga juga efektif dalam membantu mengurangi rasa sakit dengan memberikan waktu bagi otot-otot untuk rileks dan meredakan ketegangan saraf.
- Terapi Pernapasan: Melakukan pernapasan dalam dan lambat sambil berkonsentrasi pada setiap tarikan dan embusan napas. Teknik ini dapat meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, yang membantu menenangkan pikiran dan mengendurkan otot.
- Terapi Mindfulness: Ini adalah bentuk meditasi yang fokus pada kesadaran penuh terhadap apa yang sedang dirasakan saat ini. Terapi ini membantu mengurangi stres, kecemasan, dan mendorong relaksasi dengan meningkatkan kesadaran akan pikiran dan emosi tanpa menyalahkan diri sendiri.
- Terapi Musik: Mendengarkan musik, bernyanyi, atau memainkan alat musik dapat membantu meningkatkan suasana hati, relaksasi, dan mengurangi stres, rasa sakit, serta kecemasan.
3. Dukungan Sosial
- Dukungan dari Keluarga dan Teman: Kehadiran dan dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, kerabat, dan teman sangat penting untuk membantu mengurangi stres yang dirasakan oleh pasien kanker.
- Komunitas Pejuang Kanker: Bergabung dalam komunitas sesama pejuang kanker dapat memberikan kekuatan mental dan emosional. Pasien tidak akan merasa sendiri dan dapat saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang sama.
- Dukungan Psikososial: Konseling atau edukasi dari psikiater dan psikolog sangat membantu dalam memberikan dukungan emosional dan mengelola stres yang muncul akibat kanker.
- Dukungan Spiritual: Pasien kanker juga membutuhkan dukungan spiritual untuk membantu menghadapi ketidakpastian dan hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan. Dukungan ini bisa diberikan oleh orang terkasih, pemimpin agama, atau pemimpin spiritual.
Memastikan kesehatan mental yang baik selama dan setelah pengobatan kanker sangat penting, baik bagi pasien maupun bagi pendamping mereka (caregiver). Jika membutuhkan dukungan lebih lanjut, segera hubungi psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan stres yang lebih mendalam, agar pengelolaan stres dapat dilakukan dengan lebih efektif.