Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018 yang disusun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setidaknya 23,4% per 100.000 wanita Indonesia merupakan penyintas kanker serviks. Lebih mengkhawatirkan lagi, kanker serviks menjadi penyebab utama kematian wanita dengan rasio sebesar 13,9% per 100.000 penduduk. Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Salah satu langkah pencegahan yang disarankan adalah dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.
Mengapa Pap Smear Penting untuk Mencegah Kanker Serviks?
Pap smear adalah metode pemeriksaan ginekologi yang bertujuan mendeteksi adanya infeksi virus HPV (Human Papillomavirus). Virus ini menjadi pemicu utama pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali, yang akhirnya bisa menyebabkan kanker serviks. Pemeriksaan pap smear dapat mendeteksi perubahan sel pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker, sehingga pencegahan bisa dilakukan sejak dini.
Menurut dr. Primandono Perbowo, SpOG (K) Onk, dokter spesialis kanker kandungan dari Adi Husada Cancer Center (AHCC), kanker serviks seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Bahkan, banyak wanita yang tidak merasakan keluhan apa pun. Gejala baru muncul ketika kanker sudah memasuki tahap lanjut, seperti keputihan yang tidak normal atau perdarahan setelah berhubungan intim. “Kanker serviks hanya bisa dideteksi secara pasti melalui pemeriksaan pap smear,” ungkap dr. Primandono.
Panduan Pemeriksaan Pap Smear: Kapan dan Bagaimana?
Berdasarkan panduan dari American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, wanita disarankan menjalani pap smear pertama kali pada usia 21 tahun dan melanjutkan pemeriksaan secara rutin hingga usia 65 tahun. Pemeriksaan ini juga dianjurkan meskipun seseorang belum aktif melakukan hubungan seksual, karena infeksi HPV bisa ditularkan melalui kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, tidak hanya melalui hubungan seksual.
Pap smear dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir dari serviks menggunakan alat yang disebut speculum. Pemeriksaan ini harus dilakukan di luar periode menstruasi, karena darah menstruasi bisa mempengaruhi hasil tes. Sebelum pemeriksaan, dianjurkan untuk tidak menggunakan obat-obatan vaginal selama beberapa hari. Selain itu, pemeriksaan pap smear bisa dilakukan di rumah sakit kanker yang memiliki fasilitas ginekologi khusus.
Frekuensi Pemeriksaan Pap Smear untuk Pencegahan Kanker Serviks
Menurut dr. Primandono, bagi wanita yang sudah menikah, pemeriksaan pap smear pertama kali bisa dilakukan tiga tahun setelah pernikahan. “Jika hasil pemeriksaan pap smear tiga kali berturut-turut negatif, pemeriksaan dapat diulang setiap tiga tahun sekali,” tambahnya. Namun, jika ada hasil abnormal, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lebih sering.
Selain pap smear, vaksinasi HPV juga merupakan langkah penting dalam mencegah kanker serviks. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual, tetapi juga bisa diberikan setelahnya. Vaksin HPV dapat melindungi wanita hingga 90% dari risiko terkena kanker serviks.
Menjaga Kebersihan dan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker Serviks
Selain menjalani pap smear dan vaksinasi, menjaga kebersihan organ kewanitaan juga sangat penting dalam upaya pencegahan kanker serviks. Dr. Primandono menyarankan untuk membasuh area kewanitaan dengan air bersih sebelum dan setelah berhubungan seksual. Kebersihan ini juga harus diperhatikan oleh pasangan, karena infeksi HPV dapat ditularkan melalui kontak dengan alat vital yang tidak bersih.
Lebih lanjut, dr. Primandono juga menekankan pentingnya kesetiaan dalam hubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HPV. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Risiko Kanker Serviks
Selain menjaga kebersihan, gaya hidup sehat juga memiliki peran penting dalam mencegah kanker serviks. Olahraga teratur, tidur yang cukup, dan pola makan seimbang yang kaya akan sayuran dan buah-buahan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik bisa mengurangi risiko terkena berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks.
“Penurunan sistem kekebalan tubuh bisa meningkatkan risiko pertumbuhan sel-sel abnormal yang bisa menjadi kanker,” jelas dr. Primandono. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh melalui pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai jenis kanker.
Kesimpulan: Langkah Nyata untuk Mencegah Kanker Serviks
Mencegah kanker serviks bukan hanya tentang melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin, tetapi juga tentang menjaga kebersihan pribadi, kesetiaan dalam hubungan seksual, dan menerapkan gaya hidup sehat. Pap smear memberikan peluang untuk mendeteksi sel-sel abnormal sebelum berkembang menjadi kanker, sementara vaksin HPV melindungi dari risiko infeksi. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jadwal pemeriksaan pap smear dan tindakan pencegahan lainnya, agar kesehatan serviks Anda selalu terjaga.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat bersama-sama mencegah kanker serviks dan menjaga kesehatan reproduksi wanita di Indonesia.